Rabu, 16 April 2008

Jangan lupa Clocking!

Kita sudah terbiasa dengan ritme kehidupan keseharian. Bangun pagi, mandi, berangkat kerja, clocking, kerja, clocking, pulang.
Kita juga menyadari pentingnya tepat waktu. Bahkan kita memberi pengertian kepada anak istri pentingnya hal ini.
“Ayo nak, cepetan. Nanti Bapak telat!”. “Ayo Ma, sudah hampir jam 7!”
Apapun kita lakukan agar tidak terlambat. Bangun lebih awal, ngebut (hampir nabrak nenek-nenek nyebrang), sampai meninggalkan sarapan (nanti beli di kantor saja). Lari-lari kecil kita lakukan untuk mencapai mesin clocking. Bahkan bila ada keperluan mengantar anak sekolah, clocking dulu!!
Kita menyadari, terlambat 1 menit akan menjadi catatan buruk bagi kita di mata perusahaan. Rapor jelek bagi kedisiplinan. Kalau sampai terlambat clocking, kita akan menyesal dan berjanji besok tidak boleh terulang lagi.
Seorang muslim harus clocking minimal 5 kali sehari, yaitu dengan sholat fardlu. Pada waktu-waktu yang telah ditetapkan Allah swt berdasarkan peredaran Matahari. Berubah setiap bulan. Ahli perbintangan bahkan telah menghitung dan menetapkan jam dan menit datangnya waktu sholat dengan sangat tepat.
Rasulullah saw, bersabda yang maksudnya “Sebaik-baik amalan adalah sholat pada awal waktunya”
Kalau kita begitu mudah taat kepada perusahaan yang telah memberi kita pekerjaan, apa susahnya bila kita juga taat kepada Allah swt yang telah memberi kita kehidupan. Apa susahnya memberi pengertian kepada anak, istri, bawahan, rekan kerja, pelanggan tentang hal ini.
“Ayo nak, nanti Bapak ketinggalan sholat berjamaah!”.
“Sebentar ya Pak, nanti kita lanjutkan lagi, saya sholat dulu”
“Ayo mas, berhenti sebentar, sholat dulu!”
Apapun kita lakukan agar tidak terlambat mengikuti sholat berjamaah awal waktu. Kalau sampai terlambat maka kita akan menyesal dan berjanji nanti sholat berikutnya tidak boleh terulang lagi. Jangan terlambat lima menit, sepuluh menit, bahkan terlambat sholat sampai hampir masuk waktu sholat berikutnya.
Agar bagus catatan kita di sisi Allah swt. Agar bisa kita banggakan nanti di hadapan Allah swt.
“Ya Allah, aku telah mendahulukan Engkau daripada semua hal, pekerjaanku, perdaganganku, kesibukanku, lelahku, malasku” dan Allah akan menjawab “Benar wahai hambaku, sholat telah memalingkanmu dari hal lain selain Aku”
Demikianlah yang telah terjadi pada masa hidup Rasulullah, dan beberapa masa setelahnya. Rumah, sawah, kebun, pasar telah ditinggalkan kaum laki-laki untuk sholat berjamaah apabila adzan telah dikumandangkan.
Semoga kita clocking awal waktu untuk akhirat kita, sebagaimana kita clocking tepat waktu untuk dunia kita.